Rabu, 07 Oktober 2009

PMKRI Buka Posko Bantuan Gempa Sumbar


Rabu, 7 Oktober 2009 | 17:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (Forkoma PMKRI) bersama Solidaritas Demokrasi Katolik Indonesia (SDKI) membuka pusat penerimaan bantuan (posko) untuk korban gempa bumi di Sumatera Barat.

Berdasarkan keterangan Ketua Hermawi Fransiskus Taslim dalam siaran pers yang diterima Kompas.com seusai memimpin Rapat Koordinasi Peduli Derita Sumbar, Selasa (6/10), posko tersebut akan bekerja selama 24 jam di Gedung Margasiswa V PMKRI, Jalan Melawai Raya 196, Jakarta Selatan (depan Gereja St Penginjil, Blok B).

Disebutkan Hermawi, segala bantuan yang diterima akan disalurkan bagi semua kalangan yang menjadi korban dalam bencana alam tersebut. Masyarakat dapat menghubungi posko melalui saluran telepon 021-726 6318, e-mail: forkoma_sdki_peduli@yahoo.com, serta telah dibuka rekening BCA KCP Menara Mulia A/C nomor 255-1212-566 atas nama MM Restu Hapsari atau Sandra Nangoy.
Sebelumnya, Forkoma PMKRI dalam rapat koordinasi tersebut mendengarkan testimoni dari seorang korban yang sengaja didatangkan dari Padang di Posko Margasiswa PMKRI, Hanura Rusli.

Berdasarkan testimoni tersebut diperoleh pemahaman bahwa gempa yang melanda wilayah Sumatera Barat bukan saja menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda, tetapi juga mengakibatkan terjadinya stagnasi dalam proses belajar mengajar karena banyaknya sarana dan prasarana pendidikan yang rusak bahkan hancur.

"Dari testimoni tersebut, kami mendapat data yang valid bahwa di Kota Padang saja ada sejumlah sarana pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi milik Keuskupan Padang yang dikelola oleh Yayasan Prayoga mengalami kerusakan berat, bahkan beberapa di antaranya hancur rata dengan tanah," kata Hermawi.

Sarana pendidikan yang dimaksud Hermawi, antara lain, Taman Kanak-Kanak Mariana, tiga gedung SD (St Theresia, St Agnes, dan St Fransiskus), SMP Frater dan SMP Maria, SMA Don Bosco, dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA Prayoga). "Proses rekonstruksi dan recovery sarana pendidikan harus menjadi prioritas utama agar peserta didik tidak terlalu lama 'dirumahkan'," katanya.

Selain sarana pendidikan, sarana peribadatan milik Gereja Katolik juga banyak yang mengalami kerusakan. Mulai dari Gereja Katedral, rumah retret Puri Darma, Kapel Susteran St Elisabeth, Susteran SCMM, dan Wisma Sukma Indah.

Bahkan Keuskupan yang merupakan kediaman Uskup Padang Mgr Dr Martinus Dogma Situmorang, OFM Cap, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Presidium Waligereja Indonesia juga mengalami kerusakan. Demikian juga pusat-pusat pelayanan kesehatan, seperti Rumah Sakit Yos Sudarso beserta asrama perawatnya dan Rumah Bersalin St Elisabeth juga diporak-porandakan oleh gempa.

Tidak ada komentar: